Selasa, 24 November 2009

Issue untuk No16:

Al-Malik- Maha Raja/yang Maha Kuasa


Al-Malik yang biasa diartikan dengan raja yang meliputi langit dan bumi, yang menguasai dan menangani perintah dan larangan, anugerah dan pencabutan.

Dalam Surat Annas Alloh sebagai Malikin naas-Rajanya manusia
Dalam Surat Az-Zukhruf ayat 85, Kerajaan Alloh mencakup langit dan bumi
” Maha suci Alloh yang milikNya kerajaan/kekuasaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya. Disisi-Nya pengetahuan tentang kiamat dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan”.
Dalam Surat Thaha ayat 114 dan Al-Mukminun ayat 122, kerajaan Alloh dirangkaikan dengan kata hak dalam arti pasti dan sempurna.

Alloh juga pemilik kerajaan pada hari kiamat.
Dalam Surat Al-An’am ayat 73” Dan milik-Nya kerajaan/kekuasaan pada hari ditiup sangsakala”
Dalam Surat Al-Hajj ayat 56” Kerajaan pada hari itu (kiamat) adalah milik Alloh”
Kerajaan dan kekuasaaNya pada akherat ini sangat menonjol sampai sampai untuk bicara yang baikpun harus seizin Alloh. ” Pada Hari itu, Ruh( malaikat Jibril) dan para malaikat( yang lain) berdiri bershaf shaf, mereka tidak berbicara kecuali siapa yang diizinkan Ar-Rahman dan dia mengucapkan kata kata yang benar” ( Surat An-Naba ayat 38). Sedemikian mencekamnya gambaran keadaan yang akan datang tersebut, sehingga ” Kamu tidak mendengar kecuali bisikan bisikan saja” (Thaha ayat 108).

Kata Al-malik ini termasuk yang harus dibaca dalam setiap shalat. Maliki yaumiddin ( Raja di hari Pembalasan) atau Maaliki yaumiddin ( Pemilik dihari Pembalasan). Pada saat hari pembalasan ini tidak ada pembangkangan, pengingkaran. Keadaan ini berbeda dengan kekuasaan dan kerajaan-Nya dalam kehidupan dunia ini.

Alloh juga Penguasa dan Raja dalam kehidupan dunia.
”Alloh yang menganugerahkan kerajaan-Nya (didunia ini) kepada siapa yang Dia kehendaki dan Dia Maha luas anugerah-Nya lagi maha Mengetahui”(Al-Baqoroh ayat 247).
Dan Alloh yang mengajarkan kita untuk bekata” Wahai Tuhan yang memiliki kerajaan, Engkau beri kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki” (Ali_Imran ayat 26).
Kerajaan Alloh didunia ini ada yang membangkang kepada-Nya bahkan ada saja yang mengaku sebagai Tuhan.

Alloh adalah Raja dan penguasa lahir dan bathin.
”Maha suci Alloh yang dalam genggaman tangan-Nya malakut/ kerajaan segala sesuatu yang tak terjangkau oleh indra” (Surat Yasin ayat 83).
Malakut biasa diartikan kerajaan dan kekuasaan yang menyangkut hal hal yang tak terjangkaukan oleh indra.
Malik artinya raja dan Maalik (ma-nya panjang) artinya pemilik.
Dalam kehidupan kita bahwa pemilik bisa saja bukan raja, tapi raja melebihi kepemilikan pemilik yang bukan raja.
Dalam Surat Al-Imran ayat 26 diatas menunjukkan bahwa Alloh adalah raja sekaligus pemilik. Kedua kata Malik dan Maalik tercakup pada Alloh.

Kepemilikan Alloh berbeda dengan kepemilikan makhluq dan juga tanggung jawab.
Kewenangan berada penuh ditangan Alloh yang berbeda sekali dengan kewenangan pada makhluq. Sebagai ilustrasi ada seorang pekerja berada yang bekerja pada kita, kewenangan hanya semata jenis pekerjaan yang diberikan, kita tak bisa mengendalikan pikiran dan perasaanya. Ilustrasi lain , mobil milik anda bisa saja anda tabrakan pada rumah anda dan jika anda melakukannya, maka anda paling sedikit mendapatkan kecaman dari orang lain terhadap diri anda. Disini terlihat bahwa manusia adalah makhluq yang bertanggung jawab, sedangkan Alloh tidak perlu dipertanggungjawabkan terhadap perbuatan-Nya.” Dia Tuhan tidak dituntut mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan-Nya, sedang mereka( manusia) dituntut” (Surat Al-Anbiya 23).

Kekuasaan atau kerajaan yang dimiliki sifatnya merupakan anugerah dari Alloh kepada manusia
Dalam Surat Al-Imran 26 diatas jelas menunjukkan hal ini, yang hakekatnya kekuasaan yang diberikan pada manusia itu juga berupa sekelumit kekuasaan dari Alloh. Oleh karena itu jika kekuasaan atau kerajaan Anda mendorong untuk melakukan penganiayaan, maka ketika itu ingatlah kerajaan dan kekuasaan Alloh dalam diri Anda.
Karena kalbu adalah sebagai sebagai raja. Adapun tentaranya berupa syahwat, amarah dan nafsu. Dan rakyatnya adalah lidah, mata, tangan dan seluruh anggota badan.
Untuk itu kalbu( raja) harus menguasai tentaranya ( syahwat, amarah dan nafsu, serta rakyatnya berupa lidah, mata, tangan dan seluruh anggota badan) agar kerajaan bisa berjalan.
Sebagai ilustrasi, ketika seorang penguasa suku bangsa berkata pada seorang kerajaan kalbu” Minta apa yang Engkau butuhkan?.
Jawab pemilik kerajaan kalbu ”Apakah engkau berkata demikian, padahal aku mempunyai dua orang hamba yang keduanya adalah hambamu juga”.
”Siapakah mereka?” Tanya sang penguasa.
” Mereka adalah ketamakan dan hawa nafsu. Keduanya telah ku kuasai tapi menguasimu”. Jawab raja kalbu.
Selain itu para raja raja kalbu, mereka dalam memenuhi kebutuhan tidak membutuhkan siapapun dalam meraih apa yang dia butuhkan kecuali meminta terhadap Alloh SWT. Mereka tidak meminta minta pada manusia. Alloh sebagai wali mereka. Bagi mereka bahwa Alloh sumber kebutuhannya.
Imam Buchari dan Muslim meriwayatkan sabda Rosul melalui Abu Huraerah bahwa” Alloh Yang Maha Mulia lagi Agung menggenggam bumi pada hari akhir dan melipat semua langit dengan tangan kanan Nya, kemudian berseru ‘Aku adalah Malik/Raja, maka dimanakah mereka yang mengaku raja?”.
Disini yang mengaku raja ditantang tentang kerajaan/kekuasaannya terutama ketamakannya. Para raja tidak mengetahui bahwa itu adalah anugerah dari Alloh dan sekaligus juga amanah yang diminta pertanggung jawabannya. ”Setiap kamu adalah pemimpin, dan akan diminta pertanggung jawabannya atas kepemimpinannya”
Kalaulah boleh dikata, para ulama dan para ahli dan pemilik kerajaan dalam bentuk apapun pada diri hambaMu, semuanya adalah anugerah Alloh. Dan Anugerah itu diarahkan untuk menuntun manusia sesuai dengan kadar kemampuannya serta sesuai dengan kadar kebutuhan ummat akan penataan, arahan dan bimbingan dan petunjuk terhadap orang lain yang membutuhkannya. Sikap para Ulama, para sarjana sebagai penerima anugrah dari Alloh diharapkan memberikan penataan terhadap ummat yang banyak kekurangannya. Juga sikap para guru terhadap muridnya, para orang yang lebih tua terhadap yang lebih muda sesuai dengan kemampuannya. Sehingga berjalannya amanah dalam tatanan kehidupan yang nyata.
Ya Malikul alamiin, curahkan kepada kami anugerah nama ini, sehingga jiwa kami dapat kami kuasasi, agar kami dapat berlaku lurus dalam mengangkut anggota tubuh kami dan bersikap sesuai dengan perintah Mu dalam segala hal. Amin

Wallohu ’alam



Al-Malik-Supreme King / the Almighty


The word of Al-Malik, is usually interpreted as the king, whose power and territory includes heaven and earth, also controls and handles orders and prohibitions, grace and revocation.

In Qur’an Chapter (QC) Annas, Alloh is explained as King of mankind - Malikinnas. In QC Az-Zukhruf verse 85, Alloh’s Royal includes heaven and earth "is that His holy kingdom Alloh / powers of the heavens and the earth and what is between them. His hand knowledge of the end, and unto Him ye will be returned ". In verse 114 of QC Taha and verse 122 of QC Al-Mukminun, the kingdom Alloh coupled with the right words in a certain sense and perfect.

Alloh is the king on the Day of Resurrection
In QC Al-An'am verse 73 says "And His kingdom / authority on inflatable of trumpet" In QC Al-Hajj verse 56 "The kingdom on that day (when) is owned by Alloh". Kingdom and their authority on this time is very prominent. Even for only good speaking must have Alloh permission. "On that day, Ruh (angel Gabriel) and the angels (the other) stood in rows, they did not speak except any who allowed the Ar-Rahman and he uttered the right words" (QC An-Naba verse 38). Gripped in such a situation picture that will come, even "You do not hear it unless whispers " (QC Taha verse 108).

The word of Al-malik is one of those that must be recited in every single daily prayer. “Maliki yaumiddin” (King of the day Vengeance) or “Maaliki yaumiddin” (Owner Day of Vengeance). At the time of the day of vengeance There won’t be any dissent, denial. This situation is different with the power and his kingdom in the life of this world.

Alloh is also The Ruler and The King in the life of the worlds
"Alloh who bestows his kingdom (this world) to whom He will and He has graciously wide Knower". (QC al-Baqoroh verse 247). And Alloh which teaches us to says "O Lord of the kingdom, You give the kingdom to the person who You want and You pull the kingdom of the people who You want" (QC Ali_Imran verse 26).
In the kingdom of Alloh in this world there are still some disobedient to Him and there were some who even claim to be God.

Alloh is the king and the ruler of spiritual and physical.
"Blessed are the pure Alloh his hand angelic / kingdom all things beyond the reach of the senses" (QC Yasin verse 83). Usual angelic kingdom and the power mean that it comes to things that do not reach by the humans senses. The word of Malik means the king and the word of Maalik (with long maa) means the owner.
In human life show that the owner could not be a king, but a king have an over ownership from the owner who is not a king. In Al-Imran verse 26 above shows that Alloh is king and owner. So, the word of Malik and Maalik are including the best name of Alloh.

Alloh has different ownership and responsibility to human beings.
The authority is full in Alloh hands, which is different with the authority that human beings have. As an illustration, there is a worker who works with us, our authorities are only in the material of job, we can not control the mind and feelings of that worker. Another illustration, you owned a car you could crash at your house and if you do, then you at least get the criticism from others to yourself. Here, we can see that human has a responsibility of others human beings, while Alloh does not need to be responsible for His actions. "He is God not in charged what he did, are they (men) demanded" (QC Al-Anbiya 23).

In QC Al-Imran verse 26 which was explained above, clearly mention for this case, the essence of power given to man is also a bit of power from Alloh. Therefore, if the royal and power in you are used to push or abuse, please do remember of Alloh kingdom and the power within you.

Yaa Malikul alamiin, grant us Your Gift of This Name, so we can control our soul, in order to walk Your straight line with all of parts of our body, as Your order in every aspects, every moment in our life. Ameen.
Alloh the best knowing

Issue untuk No15

Al-Rahman and Al-Rohim

Didalam Al-Qur’an kata Ar-Rahman terulang sebanyak 57 kali, sedangkan Ar-Rahim 95 kali.
Didalam al-Qur’an mengajak manusia untuk menyembah Ar-Rahman sebagai pengganti kata Allah atau sejajar dengan kata Allah. Seperti dalam S-Al-Isra ayat 110” Katakanlah: Serulah Allah atau Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al-asmaul husna- nama nama yang terbaik”.
Hal itu menunjukkan bahwa kata Rahman kecuali hanya untuk Allah dan kata Rahim digunakan juga untuk menunjukan sifat Rasul dalam surat At-Taubah ayat 128. ”Sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan( keimanan dan keselamatan) bagimu, sangat belas kasihan lagi penyayang (rahiim) terhadap orang orang mu’min”
Didalam surat Az-Zukhruf ayat 45 yang artinya” Dan tanyakanlah kepada rasul rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu, ” Adakah Kami menentukan tuhan tuhan untuk disembah selain Ar-Rahman-Allah Yang Maha Pemurah”
Beberapa ahli mengatakan bahwa kata Ar-Rahman dan Ar-Rahim terambil dari kata Rahmat, dengan alasan timbangan kedua kata tersebut ada dalam bahasa Arab. Rahman setara dengan fa’lan ( perbuatan) dan Rahim setara dengan fail (subject = yang berbuat). Timbangan fa’lan biasanya menunjukkan kesempurnaan dan kesementaraan dan fail menunjukkan kesinambungan atau kemantapan. Dalam bahasa Arab tidak ada jamak dalam kata Rahman , karena kesempurnaanya. Sedangkan Rahim ada jamaknya dengan Ruhama.
Kedua kata tersebut menunjukkan kelemahlembutan, kasih sayang dan kehalusan. Hubungan silaturahim adalah hubungan kasih sayang. Kerabat juga dinamai rahim, karena kasih sayang terjalan antara anggota anggotanya.
Kata Rahmat dapat dipahami sebagai sifat Zat atau dalam arti yang tercurahkan.

Dalam salah satu hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Attirmidzi melalui Abdurrahman bin Auf, bahwa Allah berfiman” Aku adalah Ar-Rahman, Aku menciptakan rahim, kuambilkan untuknya nama yang berakar dari nama-Ku. Siapa yang menyambungkannya ( silaturahim) akan Ku sambung ( rahmat-Ku) untuknya dan siapa yang memutuskannya Kuputuskan ( rahmatKu baginya)’
Rahmat Allah bersifat sempurna karena setiap Dia menghendaki tercurahnya rahmat seketika itu juga tercurah. Dan juga Rahmat Allah bersifat menyeluruh karena ia mencakup semua tak terkecuali dan berbagai macam rahmat.
Dalam S Al-Araf ayat 156 menjelaskan bahwa rahmat Allah tak terhingga ” Rahmatku mencakup segala sesuatu”
Dan dalam hadits qudsi Allah berfirman” Sesungguhnya rahmat-Ku mengatasi/mengalahkan amarah-Ku (H.R. Buchari dan Muslim dari Abu Huraerah)
Besarnya rahmat Allah dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Muslim dari Abu Huraerah, Nabi bersabda.” Allah swt menjadikan rahmat itu seratus bagian, disimpan disisi-Nya sembilan puluh sembilan dan diturunkan-Nya ke bumi ini satu bagian, yang satu bagian inilah yang dibagikan pada seluruh makhluk, ( yang tercermin antara lain) pada seekor binatang yang mengangkat kakinya dari anaknya terdorong oleh rahmat kasih sayang, kuatir jangan sampai menyakitinya.”

Dari hal itu beberapa ulama berpendapat bahwa Rahman adalah rahmat Allah yang sempurna tetapi sifatnya sementara dan dicurahkan kepada seluruh makhluq-Nya. Inilah yang menunjukkan bahwa rahmat Allah diterima oleh seluruh makhluq-nya , begitu juga bagi orang mu’min atau kafir, tetapi sifatnya sementara didunia saja.
Adapun kata Ar-Rahim yang menunjukkan pada kemantapan dan berkesinambungan nikmatnya dan terwujud diakhirat yang akan diraih oleh yang taat dan taqwa:
Katakanlah: Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?”. Katakanlah: Semua itu(disediakan) bagi orang orang yang beriman dalam kehidupan didunia, khusus( bagi mereka saja) dihari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat ayat itu bagi orang orang yang mengetahui. (S Al-Araf ayat 32)

Ada ulama lain yang berpendapat bahwa kata rahman menunjukkan bahwa Allah mencurahkan rahmat secara faktual dan rahmat yang melakat pada diri-Nya disebut Dia bersifat Rahim. Sehingga tergambar dalam Allah Ar-Rahman karena Dia Rahim. Rahman Allah yang dicurahkan bukan untuk kepentingan Allah atau pamrih, tetapi karena Dia bersifat Rahim (yaitu sifat rahmat yang telah melekat pada dirinya).
Ar-Rahman dan Ar Rahim dalam bahasa Indonesia yaitu Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Pengasih merupakan actualisasi/curahan dari adanya Penyayang.
Kini kita bertanya apakah buah yang dihasilkan dari lubuk hati?. Sebuah gelas berisi sirup, jangan diduga yang akan tumpah selain sirup.
Begitu juga ketika membaca Ar-Rahman , dia tidak akan menjadi pengganggu, memandang kedurhakaan bagikan kedurhakaan terhadap dirinya sehingga mengupayakan untuk menghilangkan sesuai dengan kemampuan- sebagai aktualisasi dari rahmatnya terhadap si durhaka jangan sampai jauh dari Allah dan dapat siksa-Nya. Mengantarkan yang lengah pada jalan Allah, dengan tanpa pamrih, hanya mengharap ridho Allah.
Begitu juga ketika membaca Ar-Rahim, dia tidak membiarkan yang butuh untuk memenuhi kebutuhannya, kalau tidak maka ia membantunya dengan memberi tahukan pada yang mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan bila pun tidak maka dia berdo’a agar kebutuhannya terpenuhi, dan seterusnya mengisi seluruh kebutuhan yang tanpa henti memberikan dan memancarkan cahaya dan kehangatan yang terus menerus.

Wallahu a’lam.
Al-Rahman and Al-Rohim
In Al-qur'an the word al-Rahman is found 57 times repeatedly, while the Ar-Rahim found 95 times. The Qur'an invites people to worship the Ar-Rahman or parallel with Alloh word. Such in QS-Al-Isra verse 110 "Say: Call upon Alloh or Ar-Rahman. With any name you call, he has al-Asmaul husna-the best names ". From this point, it shows that unless Rahman word only refers to Alloh and the word Rahim is also used to indicate the character of Rosul for which is explained in QS: At-Tauba verse 128: "Now hath come unto you a messenger from your own, he felt severe pain, so wanted (faith and peace) to you, most loving mercy again (rahiim) against those who believe"

In the Chapter Az-Zukhruf verse 45, which means "Ask them Our messengers whom We sent before thee," Are We define god to worship gods other than Ar-Rahman-Alloh the Merciful "
Some scholars said that the word of Ar-Rahman and Ar-Rahim are drawn from the words of Rahmat / Grace, with the reason that those two words were found in Arabics. Rahman is equivalent with fa'lan (adverb) and Rahim is equivalent with fi’il (subject). Fa'lan in Arabic usually indicates of perfection and impermanence and fa’il in Arabic is to show continuity or consistency. In Arabic language, there is no plural for the word of Rahman, because it is His perfection. But the word of Rahim has plural word. Rumaha is the plural word form of Rahim. Those two words indicate gentleness, compassion and subtlety. Friendship relation is based on love. Relatives can also be called rahim, because of its affection among members . Rahmat can also be understood as the nature of substance or in the sense that implemented.

In one divine hadith narrated by Abu Daud and Attrimidzi by Abdurrahman ibn Awf, that Alloh berfiman "I am Ar-Rahman, I created rahim, I get him a name that stems from my name. Who's the connection (friendship) will be my connection (my blessing) for him and who decide, it will decided (grace for him) '
Alloh Grace is perfect because every blessing He intends pouring immediately. And also Rahim Alloh is comprehensive because it is includes to all of His created, no exception and sundry blessings.
In QS: Al-Araf verse 156 Alloh says that His Rahmat is infinite "grace covers all things" And the divine hadiths Alloh said "Verily My mercy is overcome / beats my anger (Narrated by Buchari and Muslim from Abu Huraerah).
How huge His grace is described in a hadith narrated by Muslim from Abu Huraerah, Prophet said." Alloh Almighty's grace makes it a hundred part, kept his side of the ninety-nine and sent down to the earth one part, one part is distributed to all creatures, (which is reflected among others) in an animal that lifted his feet from his son, encouraged by the grace of love, fear to hurt him. "
These things bring some scholars about an opinion that Rahman is a perfection grace of Alloh but temporary, and poured out to all of His creatures. This shows that the grace of Alloh is accepted by all his creatures, as well as for believers or unbelievers, but the condition is temporary, only in this world. The word of Ar-Rahim shows the stage of stability which pleasure can be sensed continuously and that will come to reality in hereafter and off course can be achieved by the devout and godly:
Say: Who has forbidden the ornament of Alloh that has been sent down by Him for His servants and slaves (who are prohibited ) sustenance good? ". Say: All that (provided) for those who believe in the life in this world, especially (for those only) Day of Resurrection. Thus do We explain the verse paragraph is for those people who know. (QS Al-Araf verse 32)

The other scholars who argue in philosophic aspect that the word of Rahman showing that Alloh in factual pours His grace ,and His mercy upon Himself which makes Him to be Rahim. Thus Alloh reflect Ar-Rahman because he is Rahim. Rahman Alloh is not devoted to the interests of Alloh or not, but because he is Rahim (ie the nature of grace that has been attached to him).

What is the result to the believer?
A glass of syrup, not expected to be spilled other than syrup.
When reading the word of Ar-Rahman, he will not be a bully, looking out mutiny against him that sought to eliminate in accordance with their ability as actualization of its blessings to the ungodly not to far from Alloh and punishment. Deliver a guard on the Alloh way, with no strings attached, just hoping ridho from Alloh.
When reading the A-Rahim, he does not let the need to satisfy their needs, if not then he helped with say to the people who able to meet with those needs and if not then he pray for his needs met, and so on to fill all the needs with non-stop provide and emit light and constant warmth.
Alloh the best knowing


۩۩۩

Dari redaksi: Assalamualaikum, wr, wb.

Mengingat Asmaul Husna sebagai doa, juga keterangannya untuk menambah iman kita Alhamdulillah team redaksi sudah mencoba dalam bahasa Inggris untuk serial Asamul Husna ini. Selain sharing, yah belajar menulis dalam bahasa Inggris. Dan tentu Team redaksi masih jauh dari sempurna dalam berbahasa Inggris -nya. Apalagi bahasa Asmaul Husna memang cukup rumit. Untuk itu harap menjadi maklum. Sebagai pembanding bisa merujuk ke bahasa Indonesia-nya. Addinu nasihah . Nasihatnya ditunggu sekali dan semoga hidangan ini masih bisa dinikmati. Wassalam

Issue untuk No14:

Asmaul Husna


Alangkah baiknya kita mengingat kembali Al-Asmaul Husna, yang mungkin kita hanya mengenal beberapa sifat Alloh yang terbaik tersebut.

Kalau berbicara Asmaul husna tentu kita berbicara tentang fitrah keberagaman kita. Kalau kita membaca sekekeliling kita, tentu akan tercermin nama nama yang disandang pada Alloh.
Dalam surat fathir ayat 30, yang artinya” Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Alloh); ( tetap atas) fitrah Alloh yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Alloh. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”

Betapapun kuatnya kita, kuasanya kita, sudah menjadi kepastian ada ketakutan, kecemasan, kahawatiran dan kebutuhan. Apalagi dikala kekuasaan dan kekuatan hilang ,rasa ketakutan, kecemasan, kehawatiran dan kebutuhan akan sasuatu menjadi jadi. Ada perasaan yang melanda diri akan ketidak mampuan bahwa adanya kekuatan dan kekuasaan lain yang tidak terjangkaukan. Boleh jadi pada posisi seperti ini mendapatkan suatu hidayah dengan mengakui akan adanya kekuatan yang tak terjangkaukan yang berada di luar himpunan manusia atau makhluq lainnya.
Itulah Tuhan dengan berbagai macam sifat yang disandangnya. Dialah yang menutupi segala kekurangan yang memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani manusia dan makhluq lainnya.
” Wahai seluruh manusia, kamu adalah orang orang yang butuh kepada Alloh dan Alloh adalah Maha Kaya, lagi Maha terpuji” Surat Al-Fathir ayat 15.
Alloh Maha Kaya memberikan pengertian Alloh tidak butuh.

Seandainya jalannya mudah didapat untuk merasa puas dengan jiwa, akal dan intuisinya dalam berkenalan dengan Alloh, tentulah mudah dan singkat dan tak melelahkan untuk dekat sama Alloh. Tetapi tidak semua manusia begitu, banyak liku liku dan pengalaman yang pahit pahit yang perlu dialami. Seolah olah harus menempuh jalan berat dulu. Begitu juga dengan akal yang selalu meminta penalaran atau yang biasa disebut ilmiah sambil mendesak berbagai pihak untuk memperolah jawaban yang memuaskan dirinya saja. Apalagi disertai dengan pembicaraan yang tidak terarah pada niat atau tujuan untuk dekat kepada Alloh, semakin menjauhlah dari pengenalan Alloh dan keberadaan Alloh juga. Hanya semata demi satu istilah yaitu ”nalar” atau ” ilmiah”
Bahkan dengan demi istilah itu saja, energi masyarakat untuk menata kehidupan menjadi terabaikan. Islam tidak menolak desakan akal. Bahkan Al-Qur’an memuji orang orang yang disebut Ulil Albab yang berdzikir dan berfikir tentang fenomena ciptaan Alloh. Tetapi akal sering tidak puas dengan ”tanda” adanya yang Maha Kuasa atau yang Berkuasa di alam ini, bahkan mereka ingin melihatnya dengan kepala sendiri atau dengan kata lain para pemikir tidak merasa cukup ”tanda” dengan alam raya ini, keteraturannya dan hukum hukumnya sebagai bukti ada wujudNya ada, pengaturNya.
Kembali lagi memang tidak semua manusia sama. Untuk itu semoga kita berada dalam barisan Rosul rosul Alloh.

Alloh memperkenal Al-Asmaul Husna melalui Al-qur’an seperti yang terdapat dalam empat ayat berikut:
1. Surat Al-Araf ayat 180:
”Hanya milik Alloh Asmaul Husna, maka bermohonlah kepadanya dengan menyabut Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang orang yang menyimpang dari kebenaran dalam ( menyebut) nama nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”

2. Surat Al-Isra ayat 110:
”Katakanlah: serulah Alloh atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al-Asmaul Husna ( nama nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shlatamu dan janganlah pula merendahkan dan carilah jalan tengah diantara kedua itu”

3. Surat Thaha ayat 110:
”Dialah Alloh, tidak ada Tuhan( yang berhak disembah) melainkan Dia, Dia mempunyai Al-Asmaul Husna”

4. Surat Al-Hashr ayat 24:
”Dialah Alloh Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama nama yang paling baik. Bertasbihlah kepada-Nya apa yang ada dilangit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
Kata ”Al-Asma” adalah jamak dari kata ”Ism” yang bisa diterjemehkan dengan ”nama”. Ia barasal dari kata assumu ( ketinggian), atau assimah( tanda). Memang nama merupakan tanda bagi sesuatu sekaligus harus dijungjung tinggi
Kata Al-Husna adalah dari kata hasan yang berarti terbaik. Al-husna (terbaik) menunjukan pada yang amat sempurna dan tidak tercemar oleh kekurangan sedikitpun.
Alloh menamakan dirinya dengan nama/sifat yang terbaik.
Dua ayat dari atas menunjukan pada doa/ibadah. Dan dua ayat berikutnya menekankan bahwa Dia mempunyai Al-Asmaul Husna.
Ayat ayat diatas mengajak untuk berdoa, menyeru dalam arti mengajak termasuk meneladani sifat sifat Alloh yang ada dalam Al-Asmaul Husna.
Dalam hadits riwayat Buchari, Muslim, Attirmidzy, Ibnu Majah, Ahmad, dll, manyatakan:
”Sesungguhnya Alloh memiliki sembilan puluh sembilan nama-seratus kurang satu- siapa yang mengetahui/memeliharanya , maka dia masuk ke surga. Alloh ganjil senang pada yang ganjil”

Semoga Alloh membimbing kita semua dalam menata kehidupan ini.

Wallhu ’alam bissawab, Wassalam.
Kiriman Ahmad Hasan-Bdg, October-2009

۩۩۩

Dari redaksi: Assalamualaikum, wr, wb.


Insya Alloh dalam bulletin berikutnya akan diterbitkan ke 99 nama/sifat Alloh ini menjadi informasi tambahan bagi ibu, bapak dan anak . Mudah mudahan dengan mengetahui sifat sifat Alloh dalam Asmaul Husna ,ibadah kita kepada Alloh semakin nikmat dan bersemangat. Juga sekalian mengenalkan kepada anak anak kita akan nama/sifat Alloh tersebut. Tulisan Asmaul Husna ini insya Alloh diambil dari berbagai buku dan juga sangat senang bila pembaca dalam waktu senggang nya bisa sharing dalam tulisan tentang bab ini. Karena dengan pemikiran , pengalaman yang tak jauh berbeda akan lebih menyentuh pada yang lain dengan suasana hidup yang sama di nergi yang baru dihuni di Amerika ini. Insya Alloh kami sangat menunggu sekali kiriman artikelnya.

Alhamdulillah dari teraweh keliling pada Ramadhan 1430 di Everett, anak anak diberikan pelajaran untuk bershodaqoh dengan menabung peni di kencleng. Dan alhamdulillah terkumpul sebesar $121.46 + Rp 15,700. Insya Alloh temen temen anak yatim akan menerima shoadoqh ini dan juga sekaligus mudah mudahan menjadi sahabat anak anak kita baik di dunia atau di akherat , sebagai bekal mereka untuk kelak. Dan sekaligus bekal kita sebagai orang tua dalam mendidik anak anak kita.

Subhanalloh, Ramadhan yang penuh berkah pada bulan lalu dilanjutkan dengan program program yang dimotori oleh Pak Irfan , yaitu dilanjutkannya dengan silaturahim mingguan di Everet dibulan seterusnya dengan isi tadarusan dan saling taawun dengan Al-qur’an dan As-Sunnah.. Dan juga keinginan untuk mendirikan mesjid di tengah tengah Everett yang sudah banyak dukungannya (tentu pisan didukung). Semoga Alloh memudahkan urusan panitia mesjid ini. Dan jangan lupa ini ladang amal yang sangat besar yang disediakan oleh temen temen panitia untuk kita semua. Dan Amerika insya Alloh menjadi ladang besar ummat Islam dalam beramal ibadah. Amin

Wassalam.

Rabu, 04 November 2009

Senin, 19 Oktober 2009

Membangun Majid

Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi dan utusan yang paling mulia.
Risalah ini ditujukan kepada setiap muslim yang beribadah kepada Allah semata dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Tujuan utama yang sangat urgen bagi setiap muslim adalah ia keluar meninggalkan dunia fana ini dengan ampunan Allah dari segala dosa sehingga Allah tidak menghisabnya pada hari Kiamat, dan memasukkannya ke dalam surga kenikmatan, hidup kekal didalamnya, tidak keluar selama-lamanya. Di dalam risalah yang sederhana ini kami sampaikan beberapa amalan yang dapat melebur dosa dan membawa pahala yang besar, yang kesemuanya bersumber dari hadist-hadist yang shahih. Kita bermohon kepada Allah yang Maha Hidup, yang tiada Tuhan yang haq selain Dia, untuk menerima segala amalan kita. Sesungguhnya Ia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

“Barangsiapa membangun masjid karena mengharapkan keridhaan Allah maka dibangunkan baginya yang serupa di surga” HR. Bukhari, No. 450.

Rapat Pengurus Serta Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid





Pengurus Pusat YKM Holland America Line