Selasa, 24 November 2009

Issue untuk No16:

Al-Malik- Maha Raja/yang Maha Kuasa


Al-Malik yang biasa diartikan dengan raja yang meliputi langit dan bumi, yang menguasai dan menangani perintah dan larangan, anugerah dan pencabutan.

Dalam Surat Annas Alloh sebagai Malikin naas-Rajanya manusia
Dalam Surat Az-Zukhruf ayat 85, Kerajaan Alloh mencakup langit dan bumi
” Maha suci Alloh yang milikNya kerajaan/kekuasaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya. Disisi-Nya pengetahuan tentang kiamat dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan”.
Dalam Surat Thaha ayat 114 dan Al-Mukminun ayat 122, kerajaan Alloh dirangkaikan dengan kata hak dalam arti pasti dan sempurna.

Alloh juga pemilik kerajaan pada hari kiamat.
Dalam Surat Al-An’am ayat 73” Dan milik-Nya kerajaan/kekuasaan pada hari ditiup sangsakala”
Dalam Surat Al-Hajj ayat 56” Kerajaan pada hari itu (kiamat) adalah milik Alloh”
Kerajaan dan kekuasaaNya pada akherat ini sangat menonjol sampai sampai untuk bicara yang baikpun harus seizin Alloh. ” Pada Hari itu, Ruh( malaikat Jibril) dan para malaikat( yang lain) berdiri bershaf shaf, mereka tidak berbicara kecuali siapa yang diizinkan Ar-Rahman dan dia mengucapkan kata kata yang benar” ( Surat An-Naba ayat 38). Sedemikian mencekamnya gambaran keadaan yang akan datang tersebut, sehingga ” Kamu tidak mendengar kecuali bisikan bisikan saja” (Thaha ayat 108).

Kata Al-malik ini termasuk yang harus dibaca dalam setiap shalat. Maliki yaumiddin ( Raja di hari Pembalasan) atau Maaliki yaumiddin ( Pemilik dihari Pembalasan). Pada saat hari pembalasan ini tidak ada pembangkangan, pengingkaran. Keadaan ini berbeda dengan kekuasaan dan kerajaan-Nya dalam kehidupan dunia ini.

Alloh juga Penguasa dan Raja dalam kehidupan dunia.
”Alloh yang menganugerahkan kerajaan-Nya (didunia ini) kepada siapa yang Dia kehendaki dan Dia Maha luas anugerah-Nya lagi maha Mengetahui”(Al-Baqoroh ayat 247).
Dan Alloh yang mengajarkan kita untuk bekata” Wahai Tuhan yang memiliki kerajaan, Engkau beri kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki” (Ali_Imran ayat 26).
Kerajaan Alloh didunia ini ada yang membangkang kepada-Nya bahkan ada saja yang mengaku sebagai Tuhan.

Alloh adalah Raja dan penguasa lahir dan bathin.
”Maha suci Alloh yang dalam genggaman tangan-Nya malakut/ kerajaan segala sesuatu yang tak terjangkau oleh indra” (Surat Yasin ayat 83).
Malakut biasa diartikan kerajaan dan kekuasaan yang menyangkut hal hal yang tak terjangkaukan oleh indra.
Malik artinya raja dan Maalik (ma-nya panjang) artinya pemilik.
Dalam kehidupan kita bahwa pemilik bisa saja bukan raja, tapi raja melebihi kepemilikan pemilik yang bukan raja.
Dalam Surat Al-Imran ayat 26 diatas menunjukkan bahwa Alloh adalah raja sekaligus pemilik. Kedua kata Malik dan Maalik tercakup pada Alloh.

Kepemilikan Alloh berbeda dengan kepemilikan makhluq dan juga tanggung jawab.
Kewenangan berada penuh ditangan Alloh yang berbeda sekali dengan kewenangan pada makhluq. Sebagai ilustrasi ada seorang pekerja berada yang bekerja pada kita, kewenangan hanya semata jenis pekerjaan yang diberikan, kita tak bisa mengendalikan pikiran dan perasaanya. Ilustrasi lain , mobil milik anda bisa saja anda tabrakan pada rumah anda dan jika anda melakukannya, maka anda paling sedikit mendapatkan kecaman dari orang lain terhadap diri anda. Disini terlihat bahwa manusia adalah makhluq yang bertanggung jawab, sedangkan Alloh tidak perlu dipertanggungjawabkan terhadap perbuatan-Nya.” Dia Tuhan tidak dituntut mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan-Nya, sedang mereka( manusia) dituntut” (Surat Al-Anbiya 23).

Kekuasaan atau kerajaan yang dimiliki sifatnya merupakan anugerah dari Alloh kepada manusia
Dalam Surat Al-Imran 26 diatas jelas menunjukkan hal ini, yang hakekatnya kekuasaan yang diberikan pada manusia itu juga berupa sekelumit kekuasaan dari Alloh. Oleh karena itu jika kekuasaan atau kerajaan Anda mendorong untuk melakukan penganiayaan, maka ketika itu ingatlah kerajaan dan kekuasaan Alloh dalam diri Anda.
Karena kalbu adalah sebagai sebagai raja. Adapun tentaranya berupa syahwat, amarah dan nafsu. Dan rakyatnya adalah lidah, mata, tangan dan seluruh anggota badan.
Untuk itu kalbu( raja) harus menguasai tentaranya ( syahwat, amarah dan nafsu, serta rakyatnya berupa lidah, mata, tangan dan seluruh anggota badan) agar kerajaan bisa berjalan.
Sebagai ilustrasi, ketika seorang penguasa suku bangsa berkata pada seorang kerajaan kalbu” Minta apa yang Engkau butuhkan?.
Jawab pemilik kerajaan kalbu ”Apakah engkau berkata demikian, padahal aku mempunyai dua orang hamba yang keduanya adalah hambamu juga”.
”Siapakah mereka?” Tanya sang penguasa.
” Mereka adalah ketamakan dan hawa nafsu. Keduanya telah ku kuasai tapi menguasimu”. Jawab raja kalbu.
Selain itu para raja raja kalbu, mereka dalam memenuhi kebutuhan tidak membutuhkan siapapun dalam meraih apa yang dia butuhkan kecuali meminta terhadap Alloh SWT. Mereka tidak meminta minta pada manusia. Alloh sebagai wali mereka. Bagi mereka bahwa Alloh sumber kebutuhannya.
Imam Buchari dan Muslim meriwayatkan sabda Rosul melalui Abu Huraerah bahwa” Alloh Yang Maha Mulia lagi Agung menggenggam bumi pada hari akhir dan melipat semua langit dengan tangan kanan Nya, kemudian berseru ‘Aku adalah Malik/Raja, maka dimanakah mereka yang mengaku raja?”.
Disini yang mengaku raja ditantang tentang kerajaan/kekuasaannya terutama ketamakannya. Para raja tidak mengetahui bahwa itu adalah anugerah dari Alloh dan sekaligus juga amanah yang diminta pertanggung jawabannya. ”Setiap kamu adalah pemimpin, dan akan diminta pertanggung jawabannya atas kepemimpinannya”
Kalaulah boleh dikata, para ulama dan para ahli dan pemilik kerajaan dalam bentuk apapun pada diri hambaMu, semuanya adalah anugerah Alloh. Dan Anugerah itu diarahkan untuk menuntun manusia sesuai dengan kadar kemampuannya serta sesuai dengan kadar kebutuhan ummat akan penataan, arahan dan bimbingan dan petunjuk terhadap orang lain yang membutuhkannya. Sikap para Ulama, para sarjana sebagai penerima anugrah dari Alloh diharapkan memberikan penataan terhadap ummat yang banyak kekurangannya. Juga sikap para guru terhadap muridnya, para orang yang lebih tua terhadap yang lebih muda sesuai dengan kemampuannya. Sehingga berjalannya amanah dalam tatanan kehidupan yang nyata.
Ya Malikul alamiin, curahkan kepada kami anugerah nama ini, sehingga jiwa kami dapat kami kuasasi, agar kami dapat berlaku lurus dalam mengangkut anggota tubuh kami dan bersikap sesuai dengan perintah Mu dalam segala hal. Amin

Wallohu ’alam



Al-Malik-Supreme King / the Almighty


The word of Al-Malik, is usually interpreted as the king, whose power and territory includes heaven and earth, also controls and handles orders and prohibitions, grace and revocation.

In Qur’an Chapter (QC) Annas, Alloh is explained as King of mankind - Malikinnas. In QC Az-Zukhruf verse 85, Alloh’s Royal includes heaven and earth "is that His holy kingdom Alloh / powers of the heavens and the earth and what is between them. His hand knowledge of the end, and unto Him ye will be returned ". In verse 114 of QC Taha and verse 122 of QC Al-Mukminun, the kingdom Alloh coupled with the right words in a certain sense and perfect.

Alloh is the king on the Day of Resurrection
In QC Al-An'am verse 73 says "And His kingdom / authority on inflatable of trumpet" In QC Al-Hajj verse 56 "The kingdom on that day (when) is owned by Alloh". Kingdom and their authority on this time is very prominent. Even for only good speaking must have Alloh permission. "On that day, Ruh (angel Gabriel) and the angels (the other) stood in rows, they did not speak except any who allowed the Ar-Rahman and he uttered the right words" (QC An-Naba verse 38). Gripped in such a situation picture that will come, even "You do not hear it unless whispers " (QC Taha verse 108).

The word of Al-malik is one of those that must be recited in every single daily prayer. “Maliki yaumiddin” (King of the day Vengeance) or “Maaliki yaumiddin” (Owner Day of Vengeance). At the time of the day of vengeance There won’t be any dissent, denial. This situation is different with the power and his kingdom in the life of this world.

Alloh is also The Ruler and The King in the life of the worlds
"Alloh who bestows his kingdom (this world) to whom He will and He has graciously wide Knower". (QC al-Baqoroh verse 247). And Alloh which teaches us to says "O Lord of the kingdom, You give the kingdom to the person who You want and You pull the kingdom of the people who You want" (QC Ali_Imran verse 26).
In the kingdom of Alloh in this world there are still some disobedient to Him and there were some who even claim to be God.

Alloh is the king and the ruler of spiritual and physical.
"Blessed are the pure Alloh his hand angelic / kingdom all things beyond the reach of the senses" (QC Yasin verse 83). Usual angelic kingdom and the power mean that it comes to things that do not reach by the humans senses. The word of Malik means the king and the word of Maalik (with long maa) means the owner.
In human life show that the owner could not be a king, but a king have an over ownership from the owner who is not a king. In Al-Imran verse 26 above shows that Alloh is king and owner. So, the word of Malik and Maalik are including the best name of Alloh.

Alloh has different ownership and responsibility to human beings.
The authority is full in Alloh hands, which is different with the authority that human beings have. As an illustration, there is a worker who works with us, our authorities are only in the material of job, we can not control the mind and feelings of that worker. Another illustration, you owned a car you could crash at your house and if you do, then you at least get the criticism from others to yourself. Here, we can see that human has a responsibility of others human beings, while Alloh does not need to be responsible for His actions. "He is God not in charged what he did, are they (men) demanded" (QC Al-Anbiya 23).

In QC Al-Imran verse 26 which was explained above, clearly mention for this case, the essence of power given to man is also a bit of power from Alloh. Therefore, if the royal and power in you are used to push or abuse, please do remember of Alloh kingdom and the power within you.

Yaa Malikul alamiin, grant us Your Gift of This Name, so we can control our soul, in order to walk Your straight line with all of parts of our body, as Your order in every aspects, every moment in our life. Ameen.
Alloh the best knowing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar